TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

21 September 2009

LEBARAN BERBASIS IT

Tidak bisa dipungkiri bahwa pemanfaatan IT (Information Technology) dewasa ini sudah merambah masuk ke segala bidang kehidupan umat manusia, termasuk bidang keagamaan pun saat ini sudah tidak asing lagi dengan segala bentuk dan jenis pemanfaatan IT. Yang baru saja kita rasakan adalah maraknya pemanfaatan IT untuk mengucapkan selamat dan mohon maaf pada hari raya Idul Fitri 1430 H. Mulai dari radio, televisi, hp, bahkan internet semua dimanfaatkan sebagai media penyampaian pesan terkait dengan idul fitri. Media radio dan televisi mungkin sudah banyak dimanfaatkan sejak dimulainya bulan ramadhan hingga berlangsungnya perayaan idul fitri. Menjelang 1 Syawal atau tanggal jatuhnya idul fitri pemanfaatan hp dan internet mulai menunjukan peningkatannya sebagai media penyampai pesan terkait dengan segala sesuatu yang bernuansa lebaran. “Selamat datang di penerbangan Ramadhan Air dengan nomor penerbangan 1430 H, tujuan kota kemenangan Idul Fitri, jarak tempuh 29 hari. Harap pakai sabuk pengaman tilawah pada Allah, pilot ihlas dan copilot tawakal. Selamat terbang di hari penuh kemenangan. Selamat idul fitri, maaf lahir dan batin….” “Taqabbalallahu mina waminkum taqabbalallahu yaa karim shiyamana wasyiyamakum waja’alana waiyyakum minal ‘aidin wal faizin. Selamat Idul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir batin”. “Bila kata merangkai dusta, bila langkah membekas lara, bila hati penuh prasangka, dan bila ada ucap yang menorah luka, mohon bukakan pintu maaf, Selamat Idul Fitri, maaf lahir dan batin”. “Selamat hari raya Idul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan batin” Demikian beberapa pesan yang disampaikan teman melalui sms pada tanggal 19 September dalam rangka menyambut datangnya idul fitri 1430 H. Mungkin tidak jauh beda dengan Anda, sejak pagi hari di tanggal 19 itu hp Anda dalam hitungan menit selalu memberi isyarat adanya pesan masuk, dan setelah Anda buka akan berisi pesan dari teman, saudara, rekanan, dll yang mulai menyampaikan ucapan selamat hari raya idul fitri 1430 H dalam untaian kalimat dengan berbagai versi. Ada yang kreatif, agamis, dan puitis disamping ucapan yang dirangkai dengan kalimat yang sangat sederhana. Apa pun versinya yang jelas semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu tetap menjaga tali silaturrahim. Ketika pemerintah melalui menteri agama secara resmi mengumumkan bahwa lebaran jatuh pada tanggal 20 September, jalur transportasi informasi pun bertambah padat. Satu demi satu teman yang mempunyai atau dekat dengan fasilitas internet mulai ramai ikutan nimbrung melengkapi meriahnya lebaran lewat IT. Salah satu layanan internet yang masih menjadi idola saat ini (fb) mulai menunjukkan perubahannya. Status yang biasanya hanya berisi ungkapan-ungkapan biasa mulai berubah menjadi ungkapan-ungkapan yang bernuansa lebaran. Jangankan teman-teman yang beragama Islam, teman-teman yang beragama non Islam pun ikutan mengganti statusnya di fb dengan untaian kalimat bernuansa lebaran. Semoga fenomena tersebut tidak mengendorkan semangat untuk tetap melaksanakan silaturrahim dengan saling berkunjung dan memberi maaf (bila memungkinkan). Selamat atas kemenangan sejati di hari yang Fitri …..

11 September 2009

Tips Belajar

TAHAPAN BELAJAR MATEMATIKA Apakah belajar itu? Banyak para ahli memberikan pengertian mengenai belajar. Moh. Surya (1997) mengatakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Pengertian belajar yang lain seperti dikemukakan oleh Witherington (1952) yang mangatakan “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Sedangkan Gage & Berliner mangatakan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”. Berdasarkan pengertian mengenai belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, tampak bahwa kata kunci dalam belajar adalah adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk : informasi verbal (penguasaan informasi dalam bentuk verbal), kecakapan intelektual (keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol), strategi kognitif (kemampuan mengendalikan ingatan dan cara–cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif), sikap (hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan), dan kecakapan motorik (hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik). Apakah matematika itu? Seperti halnya pengertian belajar, pengertian matematika juga tidak tunggal. Banyak sekali pengertian tentang matematika. Tetapi secara filosofi dapat dikelompokkan menjadi 3 paham, yaitu : paham intuisionis (dipelopori oleh Imanuel Kant), paham logistik (dipelopori Gottlab Frege), dan paham formalis (dipelopori David Hilbert). Ketiga paham itu, melalui pemahamannya memeperkukuh matematika sebagai sarana kegiatan berpikir deduktif. Dalam tulisan ini yang dimaksud matematika adalah matematika sekolah (matematika dalam pendidikan), yaitu bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan pada kepentingan kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Matematika sekolah bertujuan untuk menata nalar, membentuk kepribadian, menanamkan nilai-nilai, memecahkan masalah, dan melakukan tugas-tugas tertentu. Hingga saat ini masih banyak peserta didik (siswa) yang masih mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memecahkan persoalan matematika yang diperoleh (dipelajari) di sekolah. Salah satu indikkator yang menguatkan pendapat tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran itu, baik secara lokal (ulangan harian, ulangan akhir semester) maupun nasional (ujian nasional). Salah satu faktor yang mempengaruhi hal itu adalah cara belajar siswa yang kurang tepat (kurang lengkap). Masih banyak siswa yang belajar matematika dengan cara menghafal. Hal ini tidaklah salah, tetapi kalau hanya dengan menghafal saja mungkin hanya akan memberikan kontribusi sekitar 20% saja. Bagaimana sebaiknya belajar matematika itu? Secara umum, terdapat 5 tahap yang harus dilakukan dalam belajar (termasuk belajar matematika). Kelima tahap tersebut adalah :
  1. Membaca Kunci sukses pertama dalam belajar adalah membaca. Dari membaca kita menjadi tahu banyak hal. Dalam belajar matematika, tahap ini ditempuh untuk mengetahui/memahami fakta (simbol, lambang dll), konsep (definisi) , operasi (aturan), dan prinsip (teorema, sifat dll) yang terdapat dalam materi yang dipelajari. Jika hanya berhenti di sini, maka sama artinya dengan menghafal, yang dalam waktu yang relatif lama bias hilang. Tahap ini sebaiknya dilakukan setiap kali sebelum materi dibahas di sekolah oleh bapak/ibu guru.
  2. Mendengarkan Tahap ini dilakukan untuk menyamakan persepsi, anyara yang sudah kit abaca dengan yang disampaikan oleh bapak/ibu guru ketika pelajaran di sekolah.
  3. Bertanya Tahap ini dilakukan jika terdapat ketidaksesuaian antara yang kita baca dan kita dengar dari   penjelasan bapak/ibu guru di sekolah. Di samping itu, tahap ini bias juga dilakukan dalam rangka memperoleh penjelasan yang lebih mendalam tentang materi yang sedang dipelajari.
  4. Melakukan Setelah kita memperoleh pengetahuan dari membaca, mendengar, dan bertanya, tahap berikutnya adalah melakukan. Dalam belajar matematika, tahap ini merupakan tahap yang cukup penting. Dalam prakteknya, tahap ini biasanya berbentuk latihan. Dengan latihan yang cukup, maka pengalaman kita akan menjadi semakin banyak, dan dengan pengalaman yang banyak maka kita akan menjadi semakin terampil.
  5. Silaturrahim Sekilas tahap ini tampak tidak relevan dengan topic yang sedang kita bicarakan. Dalam konteks belajar, tahap ini biasa dilakukan dalam bentuk belajar kelompok. Bagi yang sampai tahap 4 masih menemui kendala/hambatan, tahap ini bisa dijadikan sebagai media diskusi dan tanya jawab dengan teman sebayanya, sehingga dimungkinkan akan terjadi transfer pengetahuan yang relatif lebih mudah. Sedang bagi yang sampai tahap 4 sudah tidak mengalami kendala/hambatan, tahap ini justru akan menjadi tahap penyempurna, yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan sudah benar-benar menguasai materi, dengan cara mengajarkan kepada teman lainnya yang belum sepenuhnya menguasai.

Jika Anda ingin sukses dalam belajar matematika, lakukan dengan utuh kelima tahap tersebut. Meninggalkan salah satu tahap itu, berarti mengurangi kesempurnaan Anda dalam belajar. Akhirnya, renungkanlah nasehat bijak dari Melvin L. Silberman (paham Belajar Aktif) yang merupakan perluasan kata-kata bijak Konfusius : Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat (baca), saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat (baca), dan pertanyakan (diskusikan), saya pahami. Yang saya dengar, lihat (baca), bahas, dan terapkan, saya tahu dan terampil. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan