TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

06 Februari 2021

BERJUANG MENJADI PEMENANG SAAT PANDEMI COVID-19

Yuliyanto

 

Judul tulisan ini saya kutip dari tema dua buah buku yang akan segera hadir, hasil karya keroyokan dari teman-teman guru. Dua buah buku kumpulan pantun dan puisi teman-teman guru ini -- biar lebih keren kita sebut saja antologi, merupakan kumpulan karya dari beberapa teman guru, hasil dari membaca dalam arti yang luas. Mengapa demikian? Karena dua buku tersebut berisi curahan hati dan pikiran mereka, hasil membaca keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya, yang ditulis dalam bentuk pantun dan puisi.

Saat diminta untuk memberikan sambutan pada kedua buku tersebut, pikiran saya langsung teringat pada sebuah kalimat bijak dari Zig Ziglar, bahwa “Kamu tidak perlu menjadi luar biasa untuk memulai, tapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa”. Inilah wujud nyata dari niat teman-teman untuk memulai dan merintis jalan agar bisa menjadi luar biasa. Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan dengan tulus kepada teman-teman guru semua atas prestasi yang mewujud dalam karya tersebut. Tidaklah berlebihan jika saya sampaikan bahwa itu merupakan salah satu bukti nyata mereka sedang berjuang menjadi pemenang, berani memulai sesuatu untuk menjadi luar biasa, sesuai dengan topik yang diusung.

Bagi saya pribadi, yang tidak mahir secara teori maupun praktik dalam bidang pantun dan puisi, kedua buku itu merupakan karya yang patut diapresiasi. Di tengah-tengah kesibukannya melaksanakan tupoksi sebagai guru di masa pandemi, mereka mencoba tetap dan terus berkarya, mengekspresikan isi hati dan pikirannya. Semua -- tanpa memandang latar belakang disiplin ilmunya menulis untuk menuangkan isi hati dan pikiran mereka. Mendadak semua berubah menjadi ahli pantun dan puisi. Hal inilah yang menginspirasi saya memberikan apresiasi dan motivasi dengan berpantun juga. Oleh karenanya di akhir sambutan itu, saya tuliskan sebuah pantun: Ke Semarang naik taksi kota, mampir Ambarawa nikmati kopi kenthir, teruslah berjuang dengan aksi yang nyata, agar hasil karya terus mengalir”.

Sumber: Koleksi pribadi

Masa pandemi covid-19 yang berlangsung sejak awal bulan Maret 2020 dan masih terus berlangsung hingga saat ini telah banyak memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Semua harus tetap bersabar dan terus berjuang agar bisa keluar sebagai pemenang, dalam arti yang sangat luas. Diam dan pasrah menerima keadaan tanpa melakukan apapun akan menjadikan kita lemah dan kurang atau tidak produktif. Bagi kita (guru), proses pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi memberikan banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sebuah tantangan untuk tetap dan terus berkarya demi anak-anak bangsa.

Seiring berjalannya waktu, masa pandemi yang masih terus berlangsung ini telah melahirkan kerinduan dan berbagai harapan dalam dunia pendidikan, baik dari siswa maupun guru. Rindu dan berharap untuk dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam proses pembelajaran seperti saat sebelum masa pandemi makin terasa kuat di hati dua komponen utama proses pembelajaran. Nekat untuk menuntaskan rasa rindu dan harapan itu tentu saja bukan solusi yang tepat di tengah makin meningkatnya kasus terkonfirmasi saat ini.

Mengekspresikannya menjadi sebuah karya menjadi salah satu pilihan tepat untuk menginspirasi dan memotivasi lahirnya kreativitas lain untuk melakukan tupoksi dalam pembelajaran. Kehadiran buku kedua, antologi puisi guru itu menjadi sebuah karya hasil dari sensitivitas dan kemampuan membaca keadaan yang sedang dialami. Tidak menutup kemungkinan karya itu akan melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan kreatif untuk dituangkan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang masih harus terus berlangsung saat ini. Dengan demikian akan hadir kepada kita dua kemenangan sekaligus, berhasil melayani siswa dengan sepenuh hati dan karya monumental sesuai tema yang diusung: “Berjuang Menjadi Pemenang Saat Pandemi Covid-19”.

Kutipan bijak yang sangat tepat mengiringi terbitnya kedua buku antologi itu adalah bahwa, “Sebaik-baik guru adalah yang tidak pernah berhenti sebagai siswa”. Hal ini dapat dimaknai bahwa kita (guru) harus tetap dan terus belajar, dan sebaik-baik belajar pasti diawali dengan membaca dan diakhiri dengan mengajarkannya kepada orang lain. Buku itu merupakan bukti nyata bahwa guru terus belajar, termasuk di dalamnya menuangkan isi hati dan pikiran hasil dari membaca dalam arti yang luas. Hadirnya buku itu juga memberikan sebuah pelajaran bagi kita semua, bahwa siapa pun yang memiliki kemauan kuat untuk memulai, akan bisa melahirkan karya-karya yang bermanfaat – sekecil apa pun manfaat itu. Inilah esensi dari makna yang tersirat dalam kalimat “menjadi pemenang”.

2 komentar:

  1. Kereen... terimakasih,catatan motivasi sebagai pengantar untuk bapak ibu SMPN 1 Muntilan

    BalasHapus

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan