Allahu Akbar…. Allahu
Akbar…. Allahu Akbar… .
Laaa Illaa Ha
Illallahu Allahu Akbar… .
Allahu Akbar
Walillaaa Hilhamid… .
Demikian kumandang
takbir menggema membahana di angkasa menandai berakhirnya bulan Ramadhan dan
menyambut datangnya bulan Syawal 1433 H, bulan kemenangan bagi seluruh umat
Islam di dunia setelah berperang besar selama 1 bulan melalui ibadah puasa.
Berbagai ucapan dan
ungkapan silih berganti mulai berdatangan dari orang-orang terdekat untuk
menyampaikan ucapan dan permohonan maaf mengiringi datangnya bulan kemenangan
itu. Yang paling cepat saat ini adalah melalui alat komunikasi HP (handphone) yang saat ini hampir semua
orang memilikinya. Dengan berbagai gaya dan bahasa mereka menyampaikannya,
namun satu tujuannya yaitu merayakan kemenangan dengan cara saling meminta dan memberi
maaf atas salah dan khilaf yang terjadi 1 tahun sebelumnya.
Berikut beberapa gaya
dan bahasa melalui sms yang saya terima
dari berbagai teman:
“Taqabalalluhu minna
waminkum, selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, Minal aidzin wal faidin”. Kami
sekeluarga mohon maaf lahir batin yang tulus atas kesalahan dan kekhilafan
kami. Semoga Allah SWT meridhoi ibadah kita di bulan Ramadhan, mengampuni
kesalahan dan dosa kita, serta meringankan hati kita untuk senantiasa
mendekatkan diri kepada-Nya. Amiiin.
Air tak selalu jernih
begitu juga ucapanku… Kapas tak selalu putih begitu juga hatiku… Langit tak
selalu biru begitu juga hidupku… Jalan tak selalu lurus begitu juga langkahku…
Bila ada yang kurang berkenan mohon dimaafkan SELAMAT IDUL FITRI 1433 H. Semoga
Allah SWT selalu menyertai langkah kita. Amiiin.
Seiring terdengarnya
suara takbir, kami sekeluarga mengucapkan “Selamat hari raya Idul Fitri 1433 H”.
Gema takbir
bersahut-sahutan… tanda hari kemenangan segera tiba… Dalam hati terbersit
banyak salah/khilaf terjadi dalam waktu satu tahun, entah sengaja atau tidak…
Mohon maaf lahir dan batin.
Rinenggo kumandanging
takbir, sinurung saha hanetepi darmaning pamitran dasih, lelantaran sms punika
keparenga kula ngaturaken wilujeng riyadi Idul Fitri 1433 H, mboten kesupen
nyuwun kanthi handhaping manah mugiyo paring pangapunten menggah sedaya lepat,
khilaf, saha silap lahir lan batos kairing pamuji rahayu wilujeng samu kawis.
Sampun dumugi
titiwanci Sang bagaskara lumebet ing ufuk kilen tumuli sang fitri minangka
pralambang ungguling ibadah, mugi panjenengan kepareng paring pangaksama
dhumateng kula sak kulawarga.
Takbir telah
berkumandang tanda hari kemenangan, tapi tidak lengkap tanpa saling memaafkan.
Di hari yang fitri ini kami sekeluarga mohon maaf lahir dan batin.
Renungkan indahnya
makna saling berbagi, jauhkan nurani dari amarah dan dengki, jalin erat silaturrahmi
bersama rayakan kemenangan di hari fitri. Mohon maaf lahir batin.
Berbuat khilaf adalah
sifat, meminta maaf adalah kewajiban, dan kembalinya fitrah adalah tujuan.
Taqabalallahu minna waminkum, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan
batin.
Air tal selalu jernih
begitu juga ucapanku… Kapas tak selalu putih begitu pula hatiku… Jika
permintaan maaf itu bias terucap hari ini, untuk apa menunggu lebaran tiba.
Sedangkan hembusan nafas kita pun tak pernah tahu kapan akan berhenti. Maka sebelum
hari kemenangan tiba izinkan aku memohon maaf atas segala salah dan khilafku.
Minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin.
Karena gembira dan
sangat terharu membacanya, maka tak kuasa tangan ini mengetik kalimat yang
seimbang dengan yang disampaikan. Dengan maksud yang sama akhirnya tertulis dan
terkirim kalimat super pendek “Ya
sama-sama, terima kasih…”.
Semoga Allah SWT
mengabulkan permohonan kita, menerima ibadah kita, mengampuni semua dosa kita,
dan mempererat tali silaturrahim ini. Sehingga semuanya akan benar-benar
menjadi seindah apa yang disampaikan.
Amiiin….