TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

11 Oktober 2020

MENIKMATI HABITUASI BARU

Oleh: Yuliyanto


Gitar merupakan salah satu alat musik yang dulu pernah atau bahkan sering saya memainkannya. Tentu tidak sebaik orang-orang yang mendasarinya dengan ilmu melalui gurunya, karena saya hanya belajar melalui teman yang juga tidak berguru, saat tongkrong di pos. Entah apa yang mendorong hari ini saya mengambil gitar milik adik saya, dan mencoba memainkannya seperti dulu. Baru sebentar memainkan sudah terasa sakit ujung-ujung jemari ini. Mungkin hal ini karena kebiasaan seperti itu sudah sangat lama tidak dilakukan. Perlu proses habituasi ulang untuk membuat ujung-ujung jemari ini bertahan cukup lama dan tidak sakit saat memainkannya.

Sumber: Koleksi pribadi

Habituasi merupakan padanan dari kata pembiasaan, yang dapat dimaknai sebagai suatu proses yang dilakukan secara berulang agar menjadi terbiasa. Banyak hal dalam kehidupan kita yang harus ditanamkan melalui proses habituasi agar menjadi sebuah kebiasaan, dan pada tataran yang lebih tinggi menjadi sebuah budaya. Kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, mengenakan masker, dan menjaga jarak merupakan salah satu contoh hasil dari proses habituasi di era kehidupan baru ini.

Proses habituasi tidak jarang harus melalui sebuah pemaksaan, baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Belakangan sering kita saksikan sebuah kegiatan operasi masker yang dilakukan oleh aparat pemerintah. Seseorang yang tertangkap tidak mengenakan masker pada saat operasi tersebut akan mendapatkan hukuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk memberi efek jera kepada masyarakat, dengan tujuan untuk membiasakan mengenakan masker di saat bepergian. Ini merupakan salah satu contoh proses habituasi yang melalui sebuah pemaksaan.

Pada umumnya, habituasi ini merupakan sebuah proses yang kurang atau bahkan tidak menyenangkan. Baik dari kondisi ada menjadi tidak ada maupun sebaliknya, dari kondisi tidak ada menjadi ada, proses habituasi cenderung akan terasa kurang atau tidak menyenangkan bagi siapapun yang menjalaninya. Tetapi jika kita mampu menjalani dan menikmatinya dengan baik akan menjadi sesuatu yang sebaliknya, yaitu sangat menyenangkan. Ibarat obat, proses habituasi ini merupakan obat pelancar peredaran darah yang akan membuat tubuh kita menjadi nyaman semuanya.

Dalam hal berlatih menulis pun perlu proses habituasi tersebut. Pada kondisi tubuh sehat dan normal mungkin relatif lebih mudah untuk melakukannya sesuai dengan kesepakatan diri yang telah ditetapkan. Namun seumpama sebuah kendaraan, kadang tubuh kita juga mengalami gangguan pada onderdil tertentu yang mengharuskan kita memperbaikinya di bengkel. Dalam kondisi ini bisa mengakibatkan kendaraan kita tidak bisa difungsikan seperti biasa, setidaknya hingga proses perbaikan selesai. Pun dengan tubuh kita, sehingga harus istirahat sejenak untuk memulihkan kondisi agar bisa kembali memenuhi kesepakatan mendidik diri agar bisa menulis.

Kondisi tubuh yang kurang atau tidak normal sangat berpengaruh terhadap jalannya proses habituasi menulis. Habituasi lain untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi hal yang jauh lebih penting untuk dilakukan. Hal ini tentu bisa berdampak kita berhenti dalam waktu relatif lama dari proses habituasi menulis. Tentu hal ini juga akan bisa membawa dampak terhadap sensitifitas dalam menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Setidaknya hal tersebut yang saat ini sedang saya rasakan. Hasrat untuk kembali bisa menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan tetap terjaga, namun sensitifitas terasa mengalami penurunan.

Perlu sebuah perjuangan dari dalam diri untuk mengembalikan sensitifitas tersebut. Tidak mudah memang, tetapi harus terus dan tetap diupayakan agar tidak semakin menghilang. Tulisan ini menjadi yang pertama setelah beberapa waktu saya tidak melakukannya, karena harus menikmati habituasi baru lainnya. Terasa agak sulit dan kurang mengalir kalimat-kalimatnya, tetapi saya mencoba memaksa diri ini untuk terus melanjutkannya agar secara perlahan sensitifitas tersebut bisa kembali. Dengan demikian akan melancarkan aliran ide-ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, seperti lancarnya peredaran darah setelah memakan obat pelancar peredaran darah, dengan menikmati habituasi baru ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan