Oleh: Yuliyanto
Superman adalah seorang tokoh dalam cerita fiksi dalam buku komik Amerika, yang menggambarkan seorang manusia yang memiliki kekuatan hebat atau luar biasa. Dia digambarkan sebagai seorang yang mampu menyelesaikan semua masalah yang terjadi secara sendirian. Karakter individualis dan kekuatan yang digambarkan pada tokoh inilah yang kemudian memunculkan berbagai julukan untuknya, seperti The Man of Steel atau manusia baja, dan julukan-julukan lain yang serupa.
Dalam kehidupan nyata karakter seperti dimiliki oleh superman itu kadangkala benar-benar kita jumpai. Anda mungkin pernah atau bahkan sering menyaksikan seseorang di sekitar Anda yang selalu mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya secara sendirian, tanpa harus dibantu ataupun bekerja sama dengan yang lainnya. Pun karakter seseorang yang merasa lebih mudah dan cepat menyelesaikan sesuatu apabila mengerjakannya secara sendirian daripada secara kelompok. Bukankah ini sebuah analog dari karakter superman?
Karakter superman mungkin sangat baik dan tepat untuk tugas-tugas yang bersifat perorangan. Tetapi bisa menjadi hal yang kurang baik dalam sebuah organisasi yang terdiri dari banyak orang dengan beberapa bagian dan tujuan tertentu. Mengapa demikian? Organisasi merupakan sebuah sistem yang semua bagiannya memiliki peran dan tanggungjawab tertentu serta saling terkait antara satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap bagian dari sebuah sistem itu penting, dan memiliki keterkaitan yang tinggi dengan bagian lainnya untuk bergerak seiring sejalan dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Karakter superman dalam sebuah organisasi bisa berdampak kurang bagus bagi organisasi itu sendiri. Hal ini dikarenakan karakter tersebut dapat melemahkan peran dan tanggungjawab bagian yang lain dalam organisasi itu untuk saling bahu-membahu bergerak seiring seirama dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sifat menggantungkan diri dengan pribadi superman bisa muncul dan hal ini justru berpotensi menjadi titik lemah dari organisasi itu. Ibarat sebuah tim sepakbola yang sangat menggantungkan diri pada seorang pemain tertentu, justru akan lebih mudah dilemahkan oleh lawannya. Dengan mematikan pemain itu maka besar kemungkinan kinerja tim akan menjadi lemah dan mudah diserang serta dikalahkan oleh lawannya.
Karakter superman dalam sebuah organisasi bisa berpotensi melemahkan komunikasi diantara bagian-bagian di dalamnya. Komunikasi yang lemah dalam sebuah organisasi bisa berdampak memunculkan berbagai konflik internal akibat pemahaman yang berbeda tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh masing-masing bagian dari organisasi. Akhirnya kondisi ini akan menimbulkan kurangnya kekompakan dan kerjasama dalam mengeksekusi berbagai kegiatan organisasi. Dalam kondisi seperti ini tentu saja akan mempersulit organisasi itu dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Bagaimana solusi untuk permasalahan seperti itu? Dalam sebuah tim sepakbola, kapten tim sebagai dirijen di lapangan pertandingan harus mampu mempergaruhi dan menggerakkan seluruh pemain untuk saling berkomunikasi dan bekerja sama. Analog dengan hal tersebut, seorang pimpinan sebuah organisasi dituntut mampu melakukan hal yang sama. Hampir sebagian besar permasalahan organisasi muncul akibat aliran komunikasi yang kurang atau tidak lancar sampai ke seluruh anggotanya. Oleh karena itu seorang pimpinan organisasi harus mampu membangun komunikasi dengan seluruh bagian dari organisasi, dan tidak sebaliknya justru memerankan diri seperti karakter dalam tokoh fiksi superman.
Membangun komunikasi yang baik menjadi faktor yang sangat strategis dalam sebuah organisasi. Saya memilih kata “membangun” dalam konteks ini karena di dalamnya ada sebuah proses yang harus dilakukan untuk mewujudkannya. Proses itu melibatkan seluruh komponen yang ada di dalamnya. Semua komponen sebuah organisasi harus menyadari dan memahami bahwa komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi. Pemahaman dan kesadaran seluruh bagian akan menjadikan bangunan komunikasi di dalamnya menjadi kokoh. Hal ini akan mengurangi bahkan meniadakan kesalahpahaman diantara bagian dari organisasi.
Dengan demikian kekompakan seluruh bagian organisasi akan terbangun, dan hal ini akan memunculkan kolaborasi atau kerja sama yang baik dalam organisasi. Kolaborasi atau kerja sama yang baik inilah yang akan menjadikan organisasi itu menjelma menjadi sebuah supertim atau tim yang kuat. Akhirnya supertim inilah yang akan menjadikan sebuah organisasi hidup dan bergerak melangkah seiring seirama untuk secara bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
👍👍 point' point' penting untuk membangun supertim selain komunikasi pasti msh banyak ya pak....
BalasHapus