Yuliyanto
Buku setebal 94 halaman yang
dicetak pertama kali di awal tahun 2019 menjadi salah satu bukti karya kawan saya
ini dalam menuangkan ide atau gagasannya melalui tulisan. Buku bersampul dengan
gambar anak-anak sedang bermain sangat pas dengan judulnya, “Asyiknya Belajar Melalui Permainan
Tradisional”. Buku sederhana ini berisi ide atau gagasan kegelisahan kawan
saya akan semakin pudarnya beberapa jenis permainan tradisional di tengah
derasnya arus globalisasi. Naluri sebagai pendidik membuatnya berkeinginan
memasyarakatkan permainan tradisonal itu ke dalam proses pembelajaran.
Terdapat 11 macam permainan tradisional yang dia gagas untuk bisa diterapkan dalam proses pembelajaran. Kesebelas permainan tradisional tersebut, yaitu: engkling, lurah-lurahan, bekelan, dir-diran, kucing-kucingan, dakon, ular naga, lompat tali, domikado, becak-becakan, dan koko-koko. Disamping bertujuan memasyarakatkan permainan tradisioanl, ide bermain sambil belajar menjadi latar belakang penulisan buku ini. “Pembelajaran melalui permainan tradisional dapat membuat aktif, kreatif, dan efektif dalam proses pembelajaran “, demikian dia menuliskan ide atau gagasannya pada salah satu bab dalam buku tersebut.
Buku itu hanyalah salah satu bukti kepedulian dan keseriusannya memotivasi dan membangkitkan budaya literasi di lingkungan sekitarnya. Dia juga menjadi salah seorang yang membidani lahirnya komunitas GARASI (Guru Sadar Literasi). Di komunitas itu, dia adalah sosok yang baik hati, enthegan, dan pandai menciptakan suasana yang ceria melalui gurauan-gurauannya. Oleh karenanya kehadirannya sangat dan sering dirindukan di setiap kegiatan GARASI. Belakangan komunitas itu tela menjelma menjadi sebuah komunitas resmi dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dengan nama Forum Guru Sadar Literasi (Forum Garasi). Terbitnya Surat Keputusan tersebut pun tidak lepas dari perannya.
Sukses kegiatan “Workshop dan Lomba Penulisan Best Practice Guru” yang baru saja digelar oleh Forum Garasi pun tidak lepas dari sentuhan hati dan tangan dinginnya. Selasa (2-2-2021) yang lalu dengan gaya khasnya dia masih sempat nimbrung komentar di grup, saat beberapa teman menyelesaikan pembuatan sertifikat kegiatan itu. Hari itu juga kita baru mengetahui kalau dia dinyatakan positif dari hasil swab yang barusaja dilakukannya. Oleh karenanya, beberapa saat kemudian kita melakukan panggilan video kepadanya dengan niat untuk memberikan dukungan moral dan memotivasinya agar tetap semangat.
Dua hari kemudian, salah satu teman yang ikut dalam panggilan video itu mendapat pesan whatsapp dari seseorang, yang intinya menanyakan keberadaan dia, yang katanya dirawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Semua terasa berjalan sangat cepat, saat semalam (Minggu, 7-2-2021) salah seorang teman mengirim pesan whatsapp minta bantuan doa untuknya kaarena kondisinya yang kritis. Ide untuk meminta bantuan doa teman-teman lain pun muncul. Jadilah pesan itu diteruskan ke beberapa grup dimana dia juga ada di dalamnya. Sesaat kemudian ramailah suasana dengan kiriman-kiriman doa untuknya agar diberikan kekuatan dan kemudahan melewati masa kritisnya, dan diberikan kesembuhan dari sakitnya.
Esok hari tadi (Senin, 8-2-2021) sekitar pukul 05.30 kembali kita dikejutkan oleh sebuah pesan melalui whatsapp berisi berita duka tentang telah meninggalnya kawan tadi. Dalam waktu singkat berita itu pun beredar melalui beberap grup dimana dia juga menjadi bagiannya. Ungkapan bela sungkawa dengan berbagai perasaan teman-teman yang membacanya pun membanjiri postingan di grup-grup tersebut. Sedih, haru, tangis, dan bahkan perasaan tidak percaya menjadi pelengkap suasana bela sungkawa tersebut. Seorang teman bahkan hingga di tempatnya bekerja pun masih sesenggukan menangis akan fakta yang terjadi. “Aku kok jeh durung percoyo to iki”, begitu salah satu ungkapan seorang teman dekat yang diikuti icon orang menangis menggambarkan kesedihannya. Teman lain pun merespon dengan nuansa kesedihan dan ketidakpercayaannya, “Iyo podho ... rasane kok masih pingin guyon”.
Kita semua sangat mungkin merasakan hal yang sama, kesedihan yang mendalam atau bahkan mungkin perasaan tidak percaya akan kejadian tersebut. Namun faktanya yang kita hadapi demikian, dia telah berpulang menghadap Sang Pencipta. Seorang teman mencoba menenangkan emosi teman lainnya dengan mengamini semua doa yang disampaikan, dan sebuah nasehat melalui beberapa kalimat. “Kala hidup tak berasa, ternyata teman kita jadi pelajaran berharga. Bahwa manusia tiada daya hadapi segala kuasa-Nya”. Selamat jalan kawan, semoga damai di sana ... []