Yuliyanto
Silaturahim – sebagian besar ada yang menyebut dengan istilah silaturahmi, merupakan diksi yang sering digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan persahabatan atau persaudaraan. Saya lebih memilih kata silaturahim karena memiliki makna yang lebih mendalam dalam hubungan tersebut. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh seorang pembicara dalam sebuah acara halal bihalal – seperti pernah saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya, bahwa bersilaturahim memiliki makna mengikat atau menjalin tali persahabatan atau persaudaraan seperti eratnya saudara kandung. Adapun bersilaturahmi dijelaskan dalam ceramah tersebut sebagai aktivitas mengikat atau menjalin tali persaudaraan seperti eratnya saudara sepupu. Merujuk keduanya, bukankah silaturahim memiliki makna yang lebih mendalam?
Pemilihan diantara kedua kata tersebut selanjutnya terserah Anda – yang jelas keduanya memiliki makna yang baik, yaitu mengikat atau menjalin tali persahabatan atau persaudaraan. Anda memiliki kebebasan penuh untuk memilih salah satu diantaranya dalam penggunaannya sebagai upaya menjalin persahabatan atau persaudaraan. Banyak cara atau kegiatan yang dapat diniatkan untuk bersilaturahim. Bahkan hampir semua ativitas kita yang melibatkan hubungan secara individu atau kelompok selalu kita awali dengan niat bersilaturahim. Oleh karenanya tidak mengherankan pilihan kata itu selalu dipilih dan digunakan untuk mengawali berbagai kegiatan yang melibatkan hubungan secara individu maupun kelompok.
Selanjutnya kata intelektual seperti kita pahami bersama, dapat dimaknai sebagai hal yang menyangkut sebuah pemikiran atau pemahaman terhadap ilmu pengetahuan. Oleh karena itu yang dimaksud dengan silaturaim intelektual dalam tulisan ini, yaitu sebuah kegiatan menjalin tali persahabatan atau persaudaraan melalui pemikiran atau pemahaman bersama terhadap pengetahuan yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Pengetahuan dalam hal ini sangat luas dan bisa berhubungan dengan apa saja. Melalui kegiatan ini memungkinkan kita untuk memperoleh banyak hal. Merujuk pada pengertian silaturahim intelektual tersebut, setidaknya kita bisa menyebut dual hal yang dapat kita peroleh secara langsung, yaitu makin eratnya hubungan persahabatan atau persaudaraan serta bertambahnya pengetahuan.
Terdapat banyak ragam bentuk kegiatan yang bisa dijadikan sebagai media silaturahim intelektual. Kegiatan diskusi membahas pengetahuan tertentu, secara langsung maupun tidak langsung merupakan salah satu contoh bentuk kegiatan yang bisa menjadi media silaturahim intelektual. Dalam lingkup yang lebih luas, kegiatan seperti pelatihan, workshop, seminar dan sejenisnya merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang bisa menjadi media silaturahim intelektual bagi semua komponen yang terlibat. Oleh karenanya agar kita dapat memperoleh banyak manfaat, tidaklah berlebihan apabila kita meniatkan diri dengan silaturahim dalam kesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu. Dengan demikian, kita tidak saja akan memperoleh pengetahuan sesuai topik yang diusung, tetapi manfaat dan berkah dalam berbagai bentuk yang timbul dari niat silaturahim.
Di era digital seperti saat ini teknologi informasi sangat membantu kita untuk bisa melakukan silaturahim intelektual tanpa dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Seorang teman menguatkan hal itu melalui pernyataan perpisahannya dengan sebuah kalimat, “Jarak bukan penghalang untuk selalu menjalin silaturahim”. Kecanggihan teknologi informasi memungkinkan kita melakukan kegiatan tersebut di dalam ruang yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Melalui berbagai media sosial semua hal tersebut bisa dilakukan dengan sangat mudah. Hampir semua media sosial menyediakan fasilitas untuk bisa saling berkomunikasi antar individu, dan ini bisa dimanfaatkan sebagai media silaturahim secara umum – termasuk di dalamnya silaturahim intelektual. Fasilitas grup yang ditawarkan oleh berbagai media sosial pun bisa kita manfaatkan untuk memperkuat silaturahim intelektual.
Saya sangat gembira dan bersyukur diberikan kesempatan untuk bisa memanfaatkan media sosial sebagai media silaturahim intelektual, baik secara perorangan atau kelompok. Mengapa demikian? Menjadi pilihan sebagai partner diskusi melalui -- media sosial, walaupun mungkin bukan yang utama, merupakan sebuah kesempatan bagi saya untuk dimanfaatkan sebagai media mempererat tali persahabatan atau persaudaraan, sekaligus memperluas wawasan dan pengetahuan dari topik diskusi yang disepakati. Kontak yang terjadi – melalui media soail, bisa menjadi media untuk mempererat tali persahabatan atau persaudaraan walaupun masing-masing dalam dimensi ruang yang berbeda, dalam arti terpisah oleh jarak. Adapun topik diskusi yang disepakati bisa menjadi sarana untuk menambah atau memperluas pengetahuan atau wawasan.
Tulisan ini pun harus saya akui sebagai salah satu dampak dari silaturahim intelektual. Berawal dari sebuah pelatihan daring, dibentuklah sebuah grup sebagai media untuk menyampaikan tagihan-tagihan yang harus diselesaikan. Di situ banyak berkumpul teman dan para pakar di bidangnya. Setiap tagihan yang disampaikan menjadi bahan diskusi semua anggota untuk saling memberikan komentar dan / atau penilaian serta penguatan-penguatan agar semua berkembang menjadi lebih baik. Dengan mengikuti kegiatan dan bergabung di grup tersebut saya menjadi mengenal banyak teman dan guru serta para pakar yang sebelumnya tidak saya kenal. Ini berarti melalui kegiatan tersebut saya telah mendapat banyak teman atau saudara. Melalui komentar dan diskusi itu saya menjadi lebih bertambah pengetahuan dan wawasannya. Dengan silaturahim intelektual kita akan memperoleh tambahan teman atau saudara dan wawasan atau pengetahuan. []
siiiip....mengikat menjalin...apa menjalin mengikat?
BalasHapus