Oleh: Yuliyanto
Apakah bilangan genap itu? Kita telah mengetahui bilangan seperti 2, 4, 6, dan seterusnya merupakan bilangan genap. Tetapi bagaimanakah definisi bilangan genap sehingga apabila kita akan membuktikan sesuatu tentang mereka, kita bisa? Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikannya, tetapi cara yang paling sederhana adalah dengan cara menyatakannya sebagai dua kali dari suatu bilangan bulat lainnya.
Sebagai contoh, 2 = 2 x 1, 4 = 2 x 2, dan seterusnya. Hal ini dapat memberikan petunjuk kepada kita tentang definisi bilangan genap. Sebuah bilangan genap adalah setiap bilangan bulat yang dapat dinyatakan sebagai kelipatan dua dari suatu bilangan bulat lainnya. Dengan demikian, N adalah bilangan genap jika N = 2k untuk suatu bilangan bulat k. Hal ini memberikan petunjuk kepada kita, bahwa bilangan ganjil adalah satu lebihnya dari suatu bilangan genap. Jadi, bilangan bulat N adalah ganjil jika N = 2k + 1 untuk suatu bilangan bulat k.
Berdasarkan definisi mengenai bilangan genap dan ganjil
di atas, kita dapat menurunkan teorema berikut.
Teorema
1
(a)
Jumlah dua buah bilangan genap merupakan
bilangan genap.
(b)
Jumlah dua buah bilangan ganjil merupakan
bilangan genap.
(c)
Hasil kali dua buah bilangan ganjil
merupakan bilangan ganjil.
(d) Jika sebuah bilangan genap dikalikan dengan
sebuah bilangan bulat, hasilnya merupakan bilangan genap.
Bukti:
Saya tidak akan memberikan semua bukti teorema tersebut,
tetapi saya hanya akan memberikan bukti untuk butir (a) dan (c). Bukti (b) dan
(d) dapat Anda kerjakan sebagai pelajaran yang bermanfaat.
(a) Andaikan M
dan N adalah bilangan-bilangan genap.
Maka berdasarkan definisi bilangan genap, masing-masing merupakan dua kalinya
dari suatu bilangan bulat. Dengan demikian M
= 2k dan N = 2l untuk suatu
bilangan bulat k dan l. Kita akan membuktikan bahwa jumlah
keduanya merupakan bilangan genap, dan ini berarti jumlahnya juga dapat
dinyatakan sebagai dua kalinya dari suatu bilangan bulat. Kita kerjakan ini
sebagai berikut:
M +
N = 2k + 2l = 2(k + l)
dan kita telah menyelesaikannya. Kita telah menunjukkan
bahwa M + N sama dengan dua kalinya dari bilangan bulat k + l.
(c) Andaikan M dan N adalah bilangan-bilangan ganjil. Maka berdasarkan definisi
bilangan ganjil, masing-masing dapat dinyatakan sebagai satu lebihnya dari
suatu bilangan genap. Dengan demikian, M
= 2k + 1 dan N = 2l + 1 untuk suatu
bilangan bulat k dan l. Akan kita buktikan bahwa MN merupakan bilangan ganjil. Yaitu,
dapat dinyatakan dalam bentuk 2m + 1
untuk suatu bilangan bulat m. Tetapi
MN
=
(2k + 1)(2l + 1) = 4kl + 2l + 2k
+ 1 = 2(2kl + l + k) + 1 = 2m + 1
dimana m = 2kl + l
+ k. Jadi, hasil kali dua buah
bilangan ganjil merupakan bilangan ganjil.
Kita dapat memecahkan beberapa masalah yang sangat sulit hanya dengan mempertimbangkan jumlah bilangan-bilangan yang terlibat ganjil atau genap. Berikut beberapa contoh untuk siswa pada jenjang SMP.
Contoh 1
Diantara pasangan (x,
y) berikut, hanya satu yang tidak
memenuhi persamaan 187x – 104y = 41. Manakah itu? (107, 92), (211,
379), (314, 565), (419, 753), (523, 940)
Penyelesaian
Penyelesaian cepat akan dilakukan sebagai berikut: 104y merupakan bilangan genap (mengapa?).
Tambahkan 104y pada kedua ruas
persamaan 187x – 104y = 41 untuk memperoleh 187x = 104y + 41. Ruas kanan persamaan ini, menjadi penjumlahan sebuah
bilangan genap dan bilangan ganjil, yang merupakan bilangan ganjil. Dengan
demikian, ruas kiri persamaan, 187x
haruslah bilangan ganjil. Ini menghilangkan pasangan dengan koordinat x 314, karena 187 kali 314 merupakan
bilangan genap. Jadi, (314, 565) tidak memenuhi.
Contoh 2
Tunjukkan bahwa untuk setiap bilangan bulat k, (2k
+ 1)2 – (2k – 1)2
habis dibagi 8.
Penyelesaian
Dengan menguadratkan bentuk dalam tanda kurung dan
menyederhanakannya, kita peroleh:
(2k + 1)2
– (2k – 1)2 = (4k2 + 4k + 1) – (4k2
– 4k + 1) = 4k2 + 4k + 1 –
4k2 + 4k – 1 = 8k
Jelas hasil terakir itu habis dibagi 8.
Contoh 3
Seorang wanita membeli apel dengan harga Rp3.000,00 per
kg dan jeruk dengan harga Rp6.000,00 per kg. Dia membayar dengan selembar uang seratus
ribuan dan menerima kembalian Rp12.000,00. Apakah dia menerima kembalian yang
benar?
Penyelesaian
Jika wanita itu membeli x kg apel dan y kg jeruk
dengan x dan y keduanya bulat, total harganya dapat dinyatakan dalam bentuk
3.000x + 6.000y = 88.000 atau dapat kita sederhanakan menjadi 3x + 6y
= 88. Jelas ruas kiri persamaan dapat dibagi dengan 3, tetapi ruas kanan, 88
tidak bisa dibagi 3. Ini berarti 3x +
6y tidak mungkin bernilai 88. Oleh
karena itu tidak mungkin wanita itu membayar sebesar Rp88.000,00 untuk
pembelian buahnya. Jadi, kembalian yang diterima itu tidak mungkin benar.
Teorema 2
Jika M dan N masing-masing habis dibagi a, maka demikian pula M + N
dan M – N. Secara umum: Jumlah dan/atau selisih kumpulan bilangan yang
masing-masing habis dibagi a, juga
habis dibagi a.
Bukti:
Tulis M =aP dan M = aQ untuk suatu
a, P, dan Q bilangan bulat. Jelas
M + N = aP + aQ = a(P + Q) dan M – N = aP – aQ = a(P – Q) juga habis dibagi a.
Tunjukkan bahwa satu-satunya bilangan bulat n yang habis membagi bilangan bulat a dan a + 1 adalah 1.
Penyelesaian
Karena n
habis membagi a dan a + 1, maka n juga habis membagi selisihnya, yaitu (a + 1) – a = 1. Tetapi
satu-satunya bilangan bulat positif yang habis membagi 1 adalah 1. Jadi, n = 1.
Teorema 3
Jika M habis dibagi a, dan N sebarang
bilangan bulat, maka MN habis dibagi a.
Bukti
Akan kita buktikan bahwa MN = ak untuk suatu bilangan bulat k. Karena M habis dibagi a, maka M = am
untuk suatu bilangan bulat m. Ini
berarti MN = amN = ak, dimana k = mN.
Dengan demikian, MN habis dibagi a.
Contoh 5
Diketahui sebuah bilangan dua angka. Jika angka-angka
pada bilangan itu dibalik, hasilnya adalah 9 lebihnya dari bilangan semula.
Jumlah bilangan semula dan bilangan yang dibalik adalah 55. Temukan bilangan
semula.
Penyelesaian
Misalkan t
adalah angka puluhan dan u angka
satuan dari bilangan semula, maka bilangan itu dapat dinyatakan dalam bentuk 10t + u.
Jika angka-angkanya dibalik, maka t
menjadi angka satuan dan u menjadi
angka puluhan, sehingga diperoleh bilangan 10u + t. Diketahui bahwa 10u + t
= 10t + u + 9, sehingga diperoleh,
10u + t – (10t + u) = 10t + u
– (10u + t) + 9 atau 9u – 9t = 9, yang setara dengan u – t
= 1 (1).
Diketahui juga bahwa jumlah kedua bilangan tersebut
adalah 55, maka
10t + u + 10u + t = 55, atau 11u + 11t = 55 yang setara dengan u
+ t = 5 (2).
Jumlahkan (1) dan (2) diperoleh 2u = 6 dan u = 3 (3).
Gantikan (3) ke (1) diperoleh 3 – t = 1 yang mengasilkan t
= 2.
Jadi bilangan tersebut adalah 23.
Contoh 6
Tunjukkan bahwa jika kita mengambil bilangan tiga angka
sebarang dan mengacak angka-angkanya, kemudian mengurangkan bilangan yang lebih
kecil dari bilangan terbesar, hasilnya akan selalu habis dibagi 9.
Penyelesaian
Misalkan angka ratusan dari bilangan itu p, angka puluhannya q, dan angka satuannya r,
maka bilangan itu dapat dinyatakan dalam bentuk 100p + 10q + r. Selanjutnya misalkan bilangan hasil
pengacakan itu angka ratusannya r,
angka puluhannya p dan angka
satuannya q. Sehingga bilangan hasil
pengacakan ini dapat dinyatakan dalam bentuk 100r + 10p + q. Misalkan bilangan semula adalah yang terbesar, maka
hasil pengurangan kedua bilangan itu adalah 100p + 10q + r – (100r
+ 10p + q) = 99p – 9q – 99r = 9(11p – q – 11r), merupakan bilangan yang habis dibagi 9.
Bukti serupa juga berlaku untuk setiap pengacakan angka-angka
pada bilangan tersebut. Dengan demikian selesailah pembuktian kita.
Artikel diadaptasi dan dimodifikasi dari “Basics of Number Theory” dalam buku “The Mathematics That Every Secondary
School Math Teacher Needs To Know”, Second Edition, Alan Sutan dan Alice F.,
Routledge, 2018, halaman 28 – 33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar