TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

27 Agustus 2020

BELAJAR DARI FUN GAME

Oleh: Yuliyanto
(9 Agustus 2020)


Entah apa yang menginspirasi panitia memilih istilah “Fun Game” untuk menyebut pertandingan persahabatan di Stadion Abu Bakrin Magelang hari ini (Minggu, 9 Agustus 2020). Sebuah pertandingan persahabatan sepak bola yang melibatkan empat Sekolah Sepak Bola (SSB): Pesat (Tegalrejo), Wajar (Magelang), IM (Semarang), dan MU (Muntilan). Masing-masing SSB membawa timnya bertanding berdasarkan kelompok umur: 12 tahun (kelahiran 2008), 11 tahun (kelahiran 2009), dan 10 tahun (kelahiran 2010), kecuali IM tidak menyertakan timnya pada kelompok umur 10 tahun (kelahiran 2010), yang digantikan oleh tim kelompok umur 9 tahun (kelahiran 2011) dari SSB Wajar untuk melengkapinya.

Setiap tim di masing-masing kelompok umur bermain sebanyak tiga kali melawan tim lainnya. Setiap pertandingan di masing-masing kelompok umur berjalan seru seperti dalam sebuah kompetisi yang memperebutkan gelar juara. Anak-anak bermain total, mengekspresikan keterampilannya seperti pemain profesional yang sedang membela tim kebanggaannya. Di luar lapangan pun tidak kalah serunya, para orang tua dari masing-masing SSB bersorak dan berteriak memberikan semangat kepada tim dimana anaknya ikut bertanding. Beberapa orang tua bahkan ada yang ikut turun dari tribun yang tersedia, turun ke lapangan untuk melakukan hal yang sama.

Terlepas dari itu semua, banyak pelajaran yang diperoleh untuk diterapkan di luar lapangan dari kegiatan ini. Penerapan protokol kesehatan bagi semua yang terlibat (siswa, orang tua, dan pelatih), dari mulai berangkat, memasuki stadion, dan selama berlangsungnya pertandingan dilakukan. Ini sesuai dengan himbauan pemerintah di masa pandemi dalam rangka menerapkan adaptasi kebiasaan baru. Keberangkatan tim diatur sendiri-sendiri untuk menghindari berkumpulnya orang di satu tempat dengan jumlah yang banyak. Pengukuran suhu tubuh sebelum memasuki stadion, kewajiban mengenakan masker, dan pengaturan tempat duduk di dalam stadion pun dilakukan untuk memenuhi protokol kesehatan.

Melalui kegiatan ini anak-anak juga belajar bersosialisasi dengan orang lain dalam lingkup yang lebih luas. Anak-anak dapat belajar untuk mengenal dan memahami perilaku kelompok sebayanya di lingkungan lain yang berbeda pada skala lebih luas. Hal ini bisa menumbuhkan rasa persahabatan diantara anggota tim yang bertanding, sesuai dengan nama kegiatan yang dalam konteks ini bisa dimaknai sebagai sebuah pertandingan persahabatan. Dengan rasa persahabatan yang tinggi akan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan pada diri anak-anak sebagai bagian dari kelompok atau tim.

Sumber: Koleksi pribadi

Pelajaran berikutnya yang tidak kalah pentingnya dari kegiatan ini adalah melatih anak-anak untuk dapat bekerja sama dalam sebuah tim. Sepak bola adalah permainan tim yang memerlukan kerja sama yang baik diantara seluruh anggotanya. Setinggi apapun keterampilan atau kemampuan individu seorang pemain dalam sebuah tim, jika tidak didukung kerja sama yang baik dari pemain lainnya akan sulit bagi sebuah tim untuk meraih kemenangan. Kesadaran dan kemampuan bekerja sama dalam tim ini harapannya dapat diimplementasikan oleh anak-anak dalam tim-tim yang lain dalam kehidupannya sekarang maupun kelak setelah dewasa.

Kerja sama yang baik dalam sebuah tim memerlukan komunikasi yang baik diantara anggotanya. Komunikasi yang baik, mulai dari penjaga gawang, pemain belakang, tengah, dan depan dalam sepak bola akan membuahkan kerja sama yang baik. Teriakan-teriakan pemain diikuti gerakan tubuh tertentu selama pertandingan berlangsung merupakan salah satu bentuk komunikasi di lapangan. Dengan ini pemain yang satu akan memahami kemauan pemain lainnya, dan kerja sama tim untuk mencapai tujuan pun akan terlihat rapi. Kemampuan membangun komunikasi di lapangan ini juga menjadi salah satu pelajaran yang baik bagi anak-anak untuk dipraktikkan dalam kegiatan lainnya di luar lapangan.

Komunikasi dan kerja sama yang baik dalam tim dapat menimbulkan permainan total dari seluruh pemain. Hal ini akan memunculkan karakter lain dalam tim, yaitu semangat pantang menyerah. Selama pertandingan belum berakhir tidak ada istilah kalah atau menang. Dalam posisi menang, tim akan tetap bertanding sebaik-baiknya untuk mempertahankan atau menambah gol-gol kemenangan bagi timnya. Pun apabila tim dalam posisi kalah, selama waktu pertandingan belum berakhir, semua anggota tim akan terus berupaya mengerahkan segala kemampuannya untuk bisa meraih kemenangan di akhir pertandingan. Karakter pantang menyerah ini juga menjadi salah satu hal yang bisa ditumbuhkan kepada anak-anak melalui pertandingan seperti ini.

Akhir sebuah pertandingan pasti hanya salah satu diantara tiga hal yang mungkin terjadi, yaitu menang, seri, atau kalah. Walaupun memiliki semangat yang pantang menyerah, namun di akhir sebuah pertandingan sebuah tim harus rela menerima salah satu diantara tiga kemungkinan tersebut. Bagi tim yang meraih kemenangan bukanlah sebuah masalah. Pun apabila kedua tim berbagi nilai (seri), walaupun ada rasa kecewa tetapi hal itu dirasakan bersama oleh kedua tim, sehingga rasa rela menerima hasil pun relatif lebih mudah. Rasa sedih dan kecewa lebih sering dirasakan oleh tim yang kalah. Di sinilah perlunya anak-anak belajar menerima kekalahan dalam sebuah pertandingan. Hal yang sangat mungkin akan mereka hadapi dalam kehidupan nyata pada konteks yang berbeda.

Peran pelatih dan orang tua sangat penting dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter-karakter tersebut pada diri anak-anak. Oleh karenanya evaluasi menjadi hal yang sangat penting dilakukan dan difasilitasi oleh pelatih dan orang tua. Evaluasi tidaklah hanya untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan individu atau tim, tetapi juga harus menyentuh kelebihan dan kekuatannya. Dengan mengetahui kekurangan dan kelebihannya, baik secara individu maupun tim, anak-anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik secara individu maupun tim. Dengan demikian kemampuan bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, pantang menyerah, dan menerima hasil dapat benar-benar dimiliki anak-anak sebagai hasil lain disamping keterampilannya bermain bola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan