TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

27 Agustus 2020

JOGLO SEMOET

Oleh: Yuliyanto
(5 Agustus 2020)


Joglo merupakan istilah untuk menyebut sebuah gaya bangunan khas Jawa yang atapnya menyerupai trapesium dengan bagian tengah menjulang ke atas berbentuk limas. Ciri lain ruang yang lebar dan tidak bersekat-sekat dengan empat buah tiang penyangga. Dengan struktur seperti ini mengakibatkan sirkulasi udara sangat baik, sehingga menimbulkan dampak yang sejuk dan nyaman untuk sebuah pertemuan. Apalagi jika bangunan seperti ini terletak di tengah-tengah area persawahan.

Joglo Semoet merupakan sebuah tempat yang terletak di Desa Kebonrejo Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Dari tampilan fisiknya tampak bahwa tempat ini masih dalam proses penyempurnaan pembangunannya. Belum begitu jelas latar belakang penggunaan nama ini di area tersebut. Bagian nama joglo pada tempat ini kemungkinan besar karena adanya bangunan joglo di area tersebut. Adapun penggunaan nama semoet (semut), diduga karena di sekitar area tersebut terdapat industri keluarga gula semut.

Belum sempurnanya pembangunan dan penggunaan tempat tersebut mengakibatkan Joglo Semoet belum begitu populer di masyarakat, pun untuk beberapa warga masyarakat di sekitarnya. Pertemuan lintas sektoral yang diselenggarakan oleh Puskesmas Candimulyo hari ini (Rabu, 5 Agustus 2020), bisa jadi merupakan sebuah upaya memasyarakatkan tempat tersebut. Pertemuan ini bertujuan untuk menggalang kerjasama lintas sektor dalam penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

Mengawali pertemuan ini, untuk memenuhi protokol kesehatan dan mengedukasi masyarakat, panitia melakukan presensi sambil memeriksa suhu tubuh peserta, pembersihan tangan menggunakan hand sanitizer, dan memastikan peserta mengenakan masker. Bagi peserta yang belum menggunakan masker, panitia menyediakannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua peserta mengenakan masker dan dalam kondisi benar-benar sehat, seperti ketentuan tambahan yang tercantum pada undangan.

Dua hal yang menjadi inti pada pertemuan ini, yaitu sosialisasi program “Jogo Tonggo” dan “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Keduanya disampaikan oleh dua orang berbeda setelah acara seremonial dari Camat, Kapolsek, Danramil, dan Kepala Puskesmas. Di tengah-tengah berlangsungnya acara, beberapa kali pembawa acara sempat mengingatkan seluruh peserta untuk tetap menjaga jarak antara satu dan lainnya. “Untuk memenuhi protokol kesehatan, mohon Bapak/Ibu tetap menjaga jarak”, demikian pembawa acara mengingatkan peserta. Senam ringan dengan membentangkan tangan pun dilaksanakan di sela-sela acara, disamping untuk penyegaran juga untuk tetap menjaga jarak antar peserta.

Paparan materi inti “Jogo Tonggo” disampaikan oleh petugas dari puskesmas. “Program ini merupakan program dari Gubernur Jawa Tengah”, demikian petugas mengawali paparan sambil menayangkan slide program “Jogo Tonggo”. Berikutnya disampaikan secara serampangan mulai dari anggota "Jogo Tonggo", prinsip kerja satgas "Jogo Tonggo", struktur organisasi satgas "Jogo Tonggo", dan bidang tugas satgas. Penyampaian secara serampangan ini karena isi paparan bersifat pengulangan. “Saya menyampaikan ini bukan untuk minteri tetapi untuk mengingatkan, terutama bagi diri saya sendiri”, begitu kurang lebih dia menyampaikan.

Sumber: Koleksi pribadi

Hal yang perlu menjadi penekanan dari prinsip kerja “Jogo Tonggo” adalah prinsip kemanusiaan dan gotong royong, disamping beberapa prinsip lainnya: non permanen saat kondisi darurat, transparan, dan melibatkan semua pihak. Paparan program ini diakhiri dengan tayangan daftar paket bantuan “Jogo Tonggo Kit” dari pemerintah provinsi. Disamping untuk sosialisasi, tayangan ini juga untuk memastikan bahwa seluruh desa di wilayah kecamatan itu sudah menerima paket bantuan tersebut.

Paparan materi inti kedua tentang “Adaptasi Kebiasaan Baru” disampaikan oleh Plt. Kepala Puskesmas, yang menggantikan pemateri utama yang sampai pada saatnya belum bisa hadir karena masih ada pasien. Terdapat banyak hal yang ditayangkan pada paparan ini, tetapi materi ini pun disampaikan sercara serampangan. Inti penekanannya adalah pada pola kehidupan yang sehat untuk melindungi diri dan keluarga dari hal-hal yang mungkin terjadi berkaitan dengan covid-19. Selalu mengenakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan masa, dan keluar rumah seperlunya saja, merupakan beberapa hal yang menjadi penekanan pada paparan materi ini.

Alasan pemilihan tempat pertemuan di “Joglo Semoet” menjadi hal lain yang menarik disampaikan oleh Plt. Kepala Puskesmas disamping isi paparan tentang “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Intinya, tempat dengan sirkulasi udara yang sangat baik seperti di “Joglo Semoet” ini menjadi salah satu tempat yang sangat representatif dan direkomendasikan digunakan untuk pertemuan. Tentu saja dengan tetap memenuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan, untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan. Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan