TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

25 Agustus 2020

KURBAN

Oleh: Yuliyanto
(31 Juli 2020)


Terdapat tiga hal penting disampaikan oleh khatib dalam khotbah seusai salat Iduladha hari ini (Jumat, 31 Juli 2020). Pertama, ajakan untuk meneladani kepatuhan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Kedua, anjuran bagi yang mampu untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Ketiga, ajakan mengurbankan sebagian harta, pikiran, dan / atau tenaga sebagai salah satu bentuk implikasi dari ibadah kurban.

Terlalu sempit pengetahuan saya untuk membahas hal pertama dari yang disampaikan khatib tersebut. Pun hal kedua dari isi khotbah tersebut, yang bersifat "khusus", bagi siapa yang sudah "mampu". Oleh karenanya, hal ketiga menjadi yang lebih menarik, bagi saya untuk dibahas.

Kegiatan penyembelihan hewan kurban di tempat saya tinggal hari ini (mungkin juga di tempat Anda tinggal) memperlihatkan adanya contoh nyata pengurbanan dari semua orang yang terlibat di dalamnya. Hal ini menjadi gambaran nyata hal ketiga dari isi khotbah tadi. Tidak saja tujuh orang yang melaksanakan kurban dengan menyembelih hewan, tetapi hampir semua orang yang terlibat di dalamnya berkurban sesuai dengan perannya masing-masing.

Dari sejak datangnya hewan kurban di malam Iduladha, bentuk pengurbanan sudah terjadi. Beberapa orang yang merelakan waktu dan tenaganya menjaga dan menyarikan makan untuk hewan itu, tidak bisa tidak dipandang sebagai sebuah bentuk pengurbanan. Tidak ada yang meminta dan menjadwal secara khusus untuk itu. Semua berjalan wajar dengan sifat sukarela tanpa paksaan.

Berikutnya, seperti tahun-tahun sebelumnya warga di lingkungan itu melaksanakan proses penyembelihan hewan kurban secara bersama penuh nuansa gotong royong. Hampir semua warga berkumpul di tempat penyembelihan, dengan berbekal tenaga dan / peralatan sederhana. Semua dilakukan tanpa paksaan dari siapa pun. Bukankah ini merupakan sebuah bentuk pengurbanan?

Proses penyembelihan dimulai dengan penjegalan hewan kurban. Semua saling bekerja sama bahu membahu sesuai kemampuannya. Sesaat setelah ambruk dan mapan, semua mengambil perannya. Ada yang memegang bambu penyangga, memegang bagian tubuh hewan, hingga sang penyembelih melaksanakan tugsnya sesuai syarat dan ketentuan.

Setelah dipastikan hewan kurban mati, beberapa orang yang merasa mampu melakukan kelet (melepaskan kulit hewan) pun mengambil perannya. Beberapa orang lainnya mengangkut bagian tubuh hewan yang sudah bersih ke tempat penimbangan. Beberapa orang yang saling bersinergi inilah yang membuat proses ini cepat selesai.

Sumber: Dokumen pribadi

Di tempat penimbangan sudah bersedia beberapa orang lainnya yang siap memilah-milah daging hewan kurban. Dalam beberapa saat pun pekerjaan ini selesai. Bagian penimbangan segera mengambil perannya, menimbang seluruh daging dan mengambilkan bagian untuk tujuh orang yang berhak.

Proses berikutnya adalah penimbangan daging kurban berdasarkan banyak calon penerima yang sebelumnya sudah didata dan diverifikasi. Dengan dua buah timbangan dari pinjaman warga, dilakukan penimbangan oleh masing-masing dua orang membuat proses ini pun cepat selesai. Di saat yang bersamaan, pembagian bagian hewan kurban selain daging juga berjalan.

Pengemasan bagian selain daging menjadi akhir proses sebelum dibagikan kepada warga dalam daftar yang sudah disiapkan. Beberapa orang mengemasi, lainnya memasukkan ke beberapa wadah dan menghitung sesuai banyak warga penerima. Di luar sudah tampak bersiap seorang lainnya menyiapkan kendaraan "elsapek" untuk mengangkut dan membagikan kepada warga.


Sumber: Dokumen pribadi

Ketika semua sudah siap, tanpa komando beberpa orang menaikkan keranjang berisi kemasan daging ke atas kendaraan "elsapek". Sesaat kemudian beberapa orang sambil membawa daftar dan pulpen ikut naik bersiap membagikannya. Hanya butuh beberapa menit mereka sudah kembali ke tempat asal dan menyampaikan semacam laporan pelaksanaan pembagian daging kurban.

Nampak dari awal proses, semua orang di situ memberikan sebagian yang dimiliki: harta, pikiran, dan / tenaganya. Semua berkurban sesuai dengan yang dimiliki dan kemampuannya. Hal yang sangat sesuai dengan bagian ketiga yang dismpaikan oleh khatib dalam khotbah Iduladha hari ini. Semua berkurban, sebuah pelajaran dari sebuah bentuk ibadah yang harus diimplikasikan dalam bentuk yang nyata dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan