TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

23 Agustus 2020

CORONA KUI MUNG HOAX

Oleh: Yuliyanto
(21 Mei 2020)


Kecanggihan alat komunikasi belakangan ini telah membuat arus informasi mengalir deras setiap saat setiap waktu melalui berbagai jalur. Informasi apa pun dari siapa pun dengan cepat bisa tersebar dalam waktu sangat singkat. Ribuan bahkan jutaan manusia pun akhirnya bisa dengan cepat pula menerima informasi tersebut.

Seperti dua hari yang lalu di beberapa grup telah beredar informasi dalam bentuk postingan berjudul “KEMBALI IBADAH DI MASJID KARENA MALL, KONSER MUSIK & SUPERMARKET BEBAS TIDAK DI TUTUP”. Isi postingan itu pada intinya mengajak sekelompok masyarakat (umat Islam) untuk melawan fitnah dan pembodohan dengan memanfaatkan isu covid. Di bagian akhir postingan dicantumkan sebuah link (https://www.law-justice.co/artikel/86703/mui-kecewa-larangan-berkumpul-hanya-berlaku-di-masjid-di-mal-tidak/?utm_source=dlvr.it) yang dirujuk sebagai salah satu referensi atas postingan tersebut.

Setidaknya hingga tulisan ini saya buat, saya telah membaca postingan tersebut di dua grup berbeda. Beruntung di grup pertama spontan beberapa saat muncul postingan tersebut, langsung direspon oleh salah satu anggotanya yang dengan cerdas dia membaca terlebih dahulu referensi pada link di bagian bawah postingan tadi. Hanya dengan kalimat singkat dan sederhana dia menyampaikannya: “Berita dengan pesan yang tertulis sangat berbeda. Wajib baca lengap beritanya”. Sebuah tanggapan sekaligus ajakan untuk seluruh anggota grup agar membaca terlebih dahulu secara lengkap sebelum membagikannya.

Lain halnya dengan tanggapan di grup kedua. Postingannya sama persis, tetapi respon dari anggotanya jauh berbeda. Ada yang merespon hanya menggunakan icon jempol tiga. Ada pula yang menanggapi dengan kalimat yang bisa menyesatkan: “corona kui mung hoax”, hingga yang lebih provokatif: “Looooss pokoke”. Ketiga respon ini nampak berbeda, tetapi ketiganya bernuansa menguatkan/membenarkan postingan tadi.

Respon pertama dengan icon jempol tiga dapat ditafsirkan sebagai sebuah penguatan (pembenaran) terhadap postingan tersebut. Respon kedua: “corona kui mung hoax”, bisa jadi bernuansa “guyonan”, tetapi di medsos kadang “guyonan” bisa jadi beneran dan diyakini kebenarannya oleh yang membaca. Respon ketiga: “looooss pokoke” tidak begitu jelas maksudnya, tetapi bernuansa membenarkan isi postingan, menguatkan respon kedua, mengajak kita untuk bertindak bebas saja. Hal ini terjadi hampir pasti karena mereka tidak membaca informasi rujukan pada linkyang dicantumkan di bagian bawah postingan.

Apabila penerima pesan tidak melanjutkan membaca isi referensi yang dirujuk pada link tersebut memang berpotensi menimbulkan penafsiran yang kurang tepat. Penerima pesan yang cerdas tentu tidak hanya membaca pesan tertulis saja, tetapi akan menkonfirmasinya melalui link yang dirujuk sebagai referensi. Dengan demikian kita akan mengetahui bahwa memang antara isi pesan yang disampaikan jauh berbeda dengan isi berita yang dirujuk melalui link tersebut. Hal ini akan mendorong kita untuk tidak merespon secara negatif, bahkan bisa kita jadikan sebagai dasar untuk mengendalikan melalui komentar cerdas seperti salah satu anggota di grup pertama tadi.

Sebuah pelajaran bagi kita semua untuk mmbudayakan membaca terlebih dahulu sebelum membagikannya kepada orang lain. Meminjam istilah Master Emcho, membaca yang dimaksud dalam hal ini termasuk di dalamnya mengkaji dan memahami. Kegiatan membaca tidak cukup pada level untuk mengetahui, tetapi juga harus mampu memahaminya dalam arti luas. Hal ini sangat diperlukan di tengah-tengah deras dan cepatnya arus informasi. Dengan demikian kita akan terhindar menjadi korban dan penyebaran informasi yang bersifat hoax, yang bisa mengakibatkan masyarakat terjebak pada penilaian serta tindakan yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan