TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

29 Agustus 2020

MEMAHAMI SEBUAH SIMBOL

Oleh: Yuliyanto


Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “simbol” berarti lambang. Kata “lambang” sendiri dalam referensi tersebut diartikan sebagai tanda, yang lebih lanjut dimaknai sebagai suatu bukti. Terdapat muatan ide atau gagasan dalam sebuah simbol. Hal ini sesuai dari asal kata tersebut yaitu symballo (dari bahasa Yunani) yang artinya meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau gagasan objek yang kelihatan. Ini berarti kata simbol dapat dimaknai sebagai sebuah tanda atau bukti dari suatu ide atau gagasan.

Sebuah simbol dapat berbentuk ucapan, tulisan, benda, atau gerakan tertentu. Ucapan salam seperti “Assalamualaikum” merupakan salah satu contoh simbol berbentuk ucapan. Dalam matematika dikenal tulisan f(x) = x + 1 yang merupakan salah satu contoh simbol tertulis. Benda-benda yang kita miliki seperti cincin dan kendaraan merupakan contoh simbol berbentuk benda. Tentu masih sangat banyak simbol-simbol yang dapat kita jumpai di sekitar kita. Gerakan dari bagian tubuh kita adalah contoh simbol gerakan sederhana. 

Permasalahan yang sering muncul dan bisa berpotensi menjurus pada kesalahan, yaitu pemahaman terhadap suatu simbol sebagai substansi atau inti. Padahal simbol hanyalah tanda yang di dalamnya memuat sebuah ide atau gagasan yang seharusnya dipahami. Simbol yang berbentuk ucapan seperti “Assalamualaikum” memuat ide atau gagasan untuk mendoakan agar diberikan keselamatan. Pun simbol matematika f(x) = x + 1, memuat ide atau gagasan bahwa fungsi f memetakan x ke x + 1. Jika ide atau gagasan yang merupakan substansi dari simbol ini tidak dipahami, pasti tidak akan tahu apabila ditanya berapa nilai dari f(2), f(k), atau yang lebih kompleks f(2y - 5), dan seterusnya.

Dalam konteks yang lebih luas dan kompleks, proses wisuda yang pernah kita alami atau saat ini sedang kita saksikan merupakan contoh simbol berbentuk gerakan. Ini sesuai dengan pengertian wisuda yang dapat diartikan sebagai sebuah penanda kelulusan bagi seseorang yang telah menempuh masa belajar pada suatu jenjang pendidikan. Pun di dalam proses wisuda banyak sekali terdapat simbol-sombol, seperti toga, samir, selempang cumlaude, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sumber: Chanel Youtube Telkom University

Alhamdulillaah ... Selamat Nak ... Semoga bermanfaat ilmunya. Teruslah belajar dan berupaya menjadi yang terbaik dengan tetap rendah hati”, demikian doa pertama saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa sesaat setelah menyaksikan wisuda anak saya hari ini (Sabtu, 29 Agustus 2020). Walaupun secara virtual akhirnya dilaksanakan juga proses wisuda sebagai penanda kelulusan ini, yang semula dijadwalkan akhir Maret 2020. Karena situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat inilah akhirnya proses wisuda dilaksanakan secara virtual. Tentu saja hal ini juga didukung oleh pemahaman tentang simbol “wisuda” bukan sebagai sebuah substansi, terutama dari seluruh wisudawan dan orang tuanya, serta seluruh civitas akademik.

Wisuda sebagai sebuah simbol dengan berbagai macam kelengkapannya pun harus dipahami ide dan gagasan yang tersirat di dalamnya. Wisuda bukanlah akhir dari rangkaian kegiatan belajar, tetapi justru merupakan awal dimulainya sebuah perjuangan untuk meningkatkan kecerdasan dalam kehidupannya. Pola kehidupan yang cerdas akan menumbuhkan karakter kreatif dan inovatif. Dengan kehidupan yang cerdas diharapkan dapat meingkatkan kesejahteraan. Dengan demikian maka seorang yang telah diwisuda diharapkan akan mampu melindungi dirinya, keluarganya, dan masyarakat sekitar di mana dia berada.

Selempang cumlaude yang mungkin dikenakan saat wisuda sebagai simbol lulus dengan pujian karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu, pun harus dipahami sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan usai proses wisuda. Jangan pernah merasa bangga apalagi sombong dengan kepemilikan simbol ini, karena hal ini tidak akan bermakna apa-apa apabila ilmu yang diperoleh tidak membawa kebermanfaatan bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat luas. Sebaik-baik cara menyikapi capaian ini adalah dengan bersyukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, dan tunjukkan dalam cara berpikir serta tindakan nyata yang memancarkan ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan