TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE "PRO EDUKASI"

27 Agustus 2020

JANGAN LELAH BERPROSES

Oleh: Yuliyanto
(17 Agustus 2020)


Kata berproses megandung pengertian mengalami proses, yaitu runtunan peristiwa dalam perkembangan sesuatu. Terdapat dua kata kunci dalam kata berproses, yaitu runtunan peristiwa dan perkembangan. Runtunan peristiwa merupakan suatu kejadian yang bersifat urut, sedangkan perkembangan merupakan sesuatu yang berkembang, yaitu menjadi bertambah sempurna. Dengan demikian, kata berproses ini dapat dimaknai mengalami peristiwa yang bersifat urut untuk berubah menjadi lebih baik atau sempurna.

Setiap hal dalam kehidupan kita merupakan hasil dari suatu proses tertentu yang kita lakukan. Setiap proses memuat tahapan-tahapan yang kadang-kadang harus kita jalani secara tidak enak yang bisa berpotensi mengakibatkan kita menyerah atau bahkan mungkin putus asa. Apabila hal ini yang terjadi, niscaya perubahan menjadi lebih baik atau sempurna tidak akan dapat diraih. Pun apabila salah satu atau beberapa tahapan dalam sebuah proses kita lewati. Memang yang seperti ini bukan hal yang tidak mungkin terjadi, tetapi bersifat khusus dan istimewa. Yang bersifat umum, tahapan-tahapan dalam sebuah proses itu harus dilakukan secara runtun.

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan tangguh untuk berporses dalam kehidupannya. Mari kita lihat proses untuk bisa berjalan dari anak kita atau anak tetangga kita yang juga tentu pernah kita alami. Mulai dari hanya bisa tiduran terlentang ketika bayi, setelah beberpa waktu mulailah berusaha agar bisa tiduran dengan posisi miring. Selang beberapa waktu kemudian tengkurep, merangkak, berdiri, dan akhirnya dapat berjalan. Tidak semua tahapan itu dilalui dengan mulus, kadang harus terjatuh, sakit, dan menangis. Namun demikian dia akan terus mencoba dan berusaha dengan tidak pernah jera apalagi putus asa. Bukankah ini sebuah ketangguhan?

Di masa anak-anak saat belajar mengendarai sepeda bisa menjadi contoh lain yang sesuai untuk menggambarkan ketangguhan tersebut. Sering kita lihat dan pasti dulu juga pernah kita alami, saat belajar ini harus melalui tahapan jatuh atau terluka, yang tidak menyenangkan. Tetapi anak-anak dan juga kita waktu itu tidak pernah merasa jera atau putus asa untuk terus mencoba dan berusaha. Melalui tahapan jatuh kita menjadi lebih hati-hati dan belajar bagaimana agar tidak terjatuh lagi. Demikian terus kita lakukan hingga akhirnya bisa mengendarai sepeda seperti saat ini. Andai waktu itu, saat belajar dan terjatuh lalu kita jera dan putus asa tentu kita tidak akan bisa berhasil mengendarainya.

Saat ini mungkin kita sedang mengalami sesuatu, bisa bersifat menyenangkan namun bisa pula sebaliknya. Di balik semua itu harus kita yakini bahwa semua itu adalah bagian dari sebuah tahapan yang harus kita lalui dalam rangka berproses menjadi lebih baik. Tahapan berproses yang bersifat menyenangkan akan relatif lebih mudah diterima dan dilalui bagi semua orang yang mengalaminya. Hal sebaliknya, apabila tahapan ini kurang atau tidak bersifat menyenangkan dan tidak kita sikapi dengan cerdas bisa berpotensi mengakibatkan putus asa yang akan berakibat tidak tercapainya kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Di sinilah diperlukan kecerdasan emosional kita dalam menghadapi dan menjalaninya. Introspeksi dan refleksi diri menjadi hal yang lebih baik kita lakukan di saat seperti ini.

Disamping introspeksi dan refleksi diri, ada baiknya dalam kondisi yang kurang atau tidak menyenangkan dalam berproses menjadi lebih baik, kita mengingat ketangguhan seperti saat belajar berjalan atau mengendarai sepeda tadi. Hal ini penting untuk menimbulkan rasa percaya diri bahwa kita memiliki kemampuan untuk keluar dari kesulitan atau kegagalan (sementara) tersebut. Dengan demikian akan muncul semangat pantang menyerah, terus berupaya dan mencoba, serta menikmati semua tahapan dalam rangka berproses menjadi lebih baik.

Kegiatan tirakatan seperti yang saya atau Anda semua ikuti pada malam ini (Minggu, 16-8-2020) merupakan salah satu contoh perlunya kita melihat kembali kehebatan yang pernah terjadi. Melalui acara tirakatan menjelang perayaan HUT RI ke-75 ini, kita semua sedang berproses untuk menjadi lebih baik dan tangguh dengan cara mengenang kembali kehebatan para pejuang dalam meraih kemerdekaan ini. Kemasan acara mujahadah, seperti di tempat saya mengikuti kegiatan ini menjadi salah satu media berdoa memohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk para pejuang kemerdekaan dan generasi penerus agar mampu mempertahankan, mengisi, dan melanjutkan perjuangan sesuai dengan jamannya. Hiasan tumpeng dalam acara ini disajikan sebagai sebuah simbol rasa syukur atas karunia-Nya sehingga dapat menikmati kehidupan di alam yang merdeka ini.

Sumber: Koleksi pribadi

Beberapa hal di atas hanyalah sebagian kecil gambaran tentang sebuah proses yang terjadi dalam kehidupan kita. Telah banyak tahapan-tahapan yang kita lewati dengan segala bentuk dan rasanya, dan hal itu tentu akan terus kita alami nanti. Semua aspek dalam kehidupan ini adalah sebuah tahapan yang harus kita lalui dalam rangka berproses untuk menjadi lebih baik. Sesuai ungkapan bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses, maka menikmati semuanya menjadi sebuah keharusan agar kelak kita dapat pula menikmati hasilnya. Oleh karenanya teruslah berproses dan jangan pernah lelah menjalaninya, agar kita benar-benar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO REDAKSI

Mulai saat ini, serial tulisan "Menjadi 'GOBLOK' Dalam Kesibukan" tayang juga di blog ini. Semua tulisan dalam serial ini diambil dari tulisan yang sama di catatan dan dinding facebook saya. Silahkan beri penilaian: Bermanfaat, Menarik, atau Menantang di bawah artikel yang sesuai. Bagi pengguna facebook masih tetap bisa membacanya melalui link: https://www.facebook.com/mr.yulitenan